Senin, 29 Desember 2014

konsep dasar pls

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH















Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah ada sebelum pendidikan formal
lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS) sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru
dalam kehidupan manusia (Faure, 1981: 2). Pendidikan luar sekolah berjalan sesuai
dengan peradaban manusia yang diwujudkan melalui berbagai kegiatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pelaksanaan, masyarakat
melakukannya melalui upacara-upacara tradisional, keagamaan, kebudayaan, dan
kegiatan belajar membelajarkan dalam bentuk magang oleh orang tua kepada anaknya
atau orang yang sudah tahu kepada orang yang ingin tahu secara tradisional.
Pendapat para pakar pendidikan luar sekolah mengenai definisi PLS cukup
bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan luar sekolah adalah
semua kegiatan pendidikan yang terorganisasi, sistematis dan dilaksanakan di luar
sistem pendidikan formal, yang menghasilkan tipe-tipe belajar yang dikehendaki oleh
kelompok orang dewasa maupun anak-anak.
Russel Kleis, dalam bukunya Non-formal Education mengemukakan bahwa
pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang dilakukan secara sengaja dan
sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tradisional terutama
yang menyangkut waktu, materi, isi dan media. Pendidikan luar sekolah dilaksanakan
dengan sukarela dan selektif sesuai dengan keinginan serta kebutuhan peserta didik
yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.
Axinn mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan
yang ditandai dengan kesengajaan dari kedua belah pihak, yaitu pendidik yang
sengaja membelajarkan peserta didik, dan peserta didik yang sengaja untuk belajar.
Suzanna Kindervatter mengemukakan definisi pendidikan luar sekolah sebagai
berikut: pendidikan luar sekolah sebagai suatu metoda penerapan kebutuhan, minat
orang dewasa dan pemuda putus sekolah di negara berkembang, membantu dan
memotivasi mereka untuk mendapatkan keterampilan guna menyesuaikan pola
tingkah laku dan aktivitas yang akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan
standar hidup. Suzanna Kindervatter mengusulkan pendidikan pendidikan luar
sekolah sebagai "empowering process”. Empowering process adalah pendekatan
yang bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada seseorang atau
kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial ekonomi dan politik
sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Program
pembelajaran dalam empowering process dirancang untuk memberi kesempatan
kepada para anak putus sekolah, dengan menganalisis keadaan kehidupan mereka
guna, mengembangkan keterampilan yang dikehendaki agar dapat merubah keadaan
kehidupan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar